Rabu, 04 November 2015

Teori B.F Skinner



Menurut Skineer penyelidikan mengenai kepribadian hanya sah jika memenuhi beberapa kriteria ilmiah. Ia tidak akan menerima gagasanbahwa keperibadian atau personality atau self yang membimbing atau mengarahkan perilaku.
Dalam hal ini Skinnermembedakan perilaku menjadi dua yaitu perilaku alami dan operan, perilaku yang alami menurutnya adalah perilaku yang ditimbulkan oleh stimulus yang jelas sedangkan perilaku operan adalah perilaku yang ditimbulkan oleh stimulus yang tudak jelas tetapi semata – mata dihasilkan oleh organisme itu sendiri.
Dalam teori yang dikemukakan Skinner, dia berpendapat bahwa operant conditioning ini merupakan situasi belajar, dimana suatu respon dibuat lebih kuat, akibat dari pemberian reinforcement secara langsung. Dan dalam pembentukan perilaku ini, Skinner memiliki prosedur – prosedur tertentu. Dan reinforcement yang terbagi menjadi dua macam, yaitu reinforcement negatif dan positif.
Bagi B. F. Skinner faktor motifasional dalam tingkah laku bukan elemen dari struktural dalam situasi yang sama. Tingkah laku seseorang bisa berbeda – beda kekuatan dan keseringan munculnya. Hakikat dari teori Skinner adalah teori belajar bagaimana individu memiliki tingkah laku baru menjadi lebih terampil dan menjadi lebih tahu. Skinner meyakinkan bahwa kepribadian dapat dipahami dengan mempertimbangkan tingkah laku dalam hubunganya yang terus menerus dengan lingkunganya. Teori Psikologi Kepribadian B.F Skinner, untuk melihat lebih lanjut silahkan klik link di bawah ini.

https://drive.google.com/file/d/0B7fDFuQLG5ZUb2lrTnFkNldtLUE/view?usp=sharing

Rabu, 21 Oktober 2015

BAKAT



A. Pengertian Bakat
       Bakat (aptitude) merupakan kemampuan bawaan yang masih perlu dikembangkan dan dilatih untuk mencapai pengetahuan, keterampilan, dan kecakapan khusus, misalnya kemampuan bahasa, bermain musik, melukis, dll. Seseorang yang mempunyai bakat musik dengan latihan yang sama dengan orang yang tidak mempunyai bakat dibidang musik maka orang yang berbakat itulah yang akan lebih cepat menguasai keterampilan tersebut. Untuk dapat terealisasi bakat harus ditunjang dengan minat, pengalaman, latihan agar bakat tersebut teraktualisasi dengan baik.
        Ada dua jenis bakat yaitu, (1) kemampuan pada bidang khusus (talent) misalnya, bakat bermain musik, melukis, dll. (2) bakat khusus yang dibutuhkan sebagai perantara untuk melansir kemampuan khusus, misalnya bakat melihat ruang untuk  dibutuhkan merealisasi kemampuan dibidang arsitek.
B. Faktor - Faktor yang Mendukung Pengembangan Bakat
        1. Faktor Intern
  • faktor bawaan (hereditas).
  • faktor kepribadian.
        2. Faktor Ekstern
  • lingkungan. 
Dibawah ini adalah contoh video bakat bermain musik yang dimiliki seseorang.



Untuk lebih lengkapnya dalam pembahasan bakat anda dapat mengunjungi link berikut : http://raul-aul7.blogspot.co.id/2013/03/memahami-bakat-dan-minat_24.html




aa. A. pememahami bakat dan minat MEMAHAMI BAKAT DAN MINAT Mengembangkan minat dan bakat bertujuan agar seseorang belajar atau dikemudian hari bisa bekerja di bidang yang diminatinya dan sesuai dengan kemampuan serta minat dan bakat yang dimilikinya sehingga mereka bisa mengembangkan kapabilitas untuk belajar serta bekerja secara optimal dengan penuh antusias. . Pengertian Bakat Bakat (aptitude) adalah kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang masih perlu dikembangkan atau dilatih untuk mencapai suatu kecakapan, pengetahuan dan keterampilan khusus, misalnya kemampuan berbahasa, bermain musik, melukis, dan lain-lain. Seseorang yang berbakat musik misalnya, dengan latihan yang sama dengan orang lain yang tidak berbakat musik, akan lebih cepat menguasai keterampilan tersebut. Untuk bisa terealisasi bakat harus ditunjang dengan minat, latihan, pengetahuan, pengalaman agar bakat tersebut dapat teraktualisasi dengan baik. Sehubungan dengan cara berfungsinya, ada 2 jenis bakat : 1. Kemampuan pada bidang khusus (talent) misalnya bakat musik, melukis, dll 2. Bakat khusus yang dibutuhkan sebagai perantara untuk merealisir kemampuan khusus misalnya bakat melihat ruang (dimensi) dibutuhkan untuk merealisasi kemampuan di bidang teknik arsitek. Bakat baru muncul bila ada kesempatan untuk berkembang atau dikembangkan, sehingga mungkin saja terjadi seseorang tidak mengetahui dan tidak mengembangkan bakatnya sehingga tetap merupakan kemampuan yang latent.

Copy the BEST Traders and Make Money : http://bit.ly/fxzulu
memahami bakat dan minat MEMAHAMI BAKAT DAN MINAT Mengembangkan minat dan bakat bertujuan agar seseorang belajar atau dikemudian hari bisa bekerja di bidang yang diminatinya dan sesuai dengan kemampuan serta minat dan bakat yang dimilikinya sehingga mereka bisa mengembangkan kapabilitas untuk belajar serta bekerja secara optimal dengan penuh antusias. . Pengertian Bakat Bakat (aptitude) adalah kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang masih perlu dikembangkan atau dilatih untuk mencapai suatu kecakapan, pengetahuan dan keterampilan khusus, misalnya kemampuan berbahasa, bermain musik, melukis, dan lain-lain. Seseorang yang berbakat musik misalnya, dengan latihan yang sama dengan orang lain yang tidak berbakat musik, akan lebih cepat menguasai keterampilan tersebut. Untuk bisa terealisasi bakat harus ditunjang dengan minat, latihan, pengetahuan, pengalaman agar bakat tersebut dapat teraktualisasi dengan baik. Sehubungan dengan cara berfungsinya, ada 2 jenis bakat : 1. Kemampuan pada bidang khusus (talent) misalnya bakat musik, melukis, dll 2. Bakat khusus yang dibutuhkan sebagai perantara untuk merealisir kemampuan khusus misalnya bakat melihat ruang (dimensi) dibutuhkan untuk merealisasi kemampuan di bidang teknik arsitek. Bakat baru muncul bila ada kesempatan untuk berkembang atau dikembangkan, sehingga mungkin saja terjadi seseorang tidak mengetahui dan tidak mengembangkan bakatnya sehingga tetap merupakan kemampuan yang latent.

Copy the BEST Traders and Make Money : http://bit.ly/fxzulu

Senin, 19 Oktober 2015

Penyesuian Diri

A. Pengertian Penyesuaian  Diri
       Pengertian penyesuian diri dalam Bahasa Inggris mempunyai dua kata yang berbeda maknanya, yaitu adaptasi (adaptation) dan penyesuian adjustment). Kedua istilah tersebut sama - sama mengacu pada pengertian mengenai penyesuian diri, tetapi memiliki perbedaan makna yang mendasar.
       Adaptasi memiliki pengetian individu melakukan penyesuian diri dengan lingkungan. Pengertian ini lebih menekankan pada perubahan yang individu lakukan terhadap dirinya supaya tetap bisa sesuai dengan lingkunganya. Jadi ada adaptasi, diri individulah yang berubah untuk melakukan penyesuian. Contohnya dari adaptasi ini misalnya bila menghadapi suhu yang panas, lalu individu minum air dingin supaya merasa nyaman.
       Penyesuian (adjustment) dipahami sebagai mengubah lingkungan agar menjadi lebih sesuai  dengan diri individu. Pengertian ini lebih menekankan pada perubahan lingkungan yang dilakukan individu sehingga tetap sesuai dengan dirinya. Misalnya, pada suhu yang panas, individu menyalakan AC supaya suhu rungan berubah sesuai seperti yang diinginkan. Jadi individu tidak berubah tapi lingkunganlah yang berubah.



B. Ketidakmampuan Menyesuaikan Diri dan Abnormalitas
     Orang yang tidak bisa menyesuaikan diri dengan baik disebut dengan istilah maladjusted. Nmun pemahaman mengenai maladjusted seringkali dikacauakan dengan pemahaman mengenai abnormalitas. Bnyak yang berpendapat bahwa ketidakmampuan menyesuiakan diri dengan baik (maladjusted) itu sama dengan abnormal. Padahal sebenarnya orang yang maladjusted tidak selalu abnormal. Sebaliknya, orang yang abnormal pasti maladjusted. Jadi istilah maladjusted dan abnormal sebenarnya menyangkut pada derajat ketidakmampuan individu dalam melakukan penyesuaian diri serta kualitas penyesuaian dirinya.

C. Ciri - Ciri Penesuaian Diri yang Efektif
      Iindividu yang mempunyai penyesuaian diri dengan baik umumnya memiliki ciri - ciri sebagai berikut :  
  1.   Memiliki Persepsi yang Akurat terhadap Relita.
  2. Kemampuan untuk Beradaptasi dengan Tekanan atau Stres dan Kecemasan.
  3. Mempunyai Gambaran Diri yang Positif tentang Dirinya.
  4. Kemampuan untuk Mengekspresikan Perasaanya.
  5. Realasi Interpersonal Baik.
D. Tanda - Tnda Keadaan Sejahtera dan Bahagia 
  • Hidup mereka memiliki arti dan arah.
  • Memiliki pengalaman transisi yang penting di masa dewasa dan dapat mengenai transisi tersebut dengan cara yang tidak seperti orang kebanyakan, lebih bersifat pribadi dan kreatif.
  • Jarang merasa diperlakukan secara tidak adil atau dikecewakan oleh kehidupan.
  • Mencapai beberapa tjuan hidup yang penting.
  • Peduli dengan pertumbuhan dan perkembangan pribadi.
  • Memiliki keadaan hubungan mencintai dngan yang dicintai secara mutualisme.
  • Memiliki banyak teman.
  • Orang yang menyenangkan dan bersemangat.
  • Tidak melihat kritik sebagai serangan pribadi yang menurunkan harga diri.
  • Tidak memiliki ketakutan - ketakutan yang umumya dimiliki orang lain.

Referensi Buku :
 Siswanto,(2007). Kesehatan Mental Konsep, Cakupan dan Perkembanganya.Yogyakarta:Andi.
     

Minggu, 18 Oktober 2015

Prinsip - Prinsip Konseling


    Prinsip - Prinsip konseling merupakan pedoman atau acuan yang digunakan dalam melaksanakan konseling. Prinsip - Prinsip tersebut dibuat berdasarkan kajian filosofis, hasil - hasil penelitian dan pengalaman praktis tentang hakikat manusia, perkembangan budaya, pengertian, tujuan, fungsi, dan proses penyelenggaraan konseling. Prinsip - prinsip konseling ini juga akan mendasarkan pada faktor proses, tanggung jawab serta tujuan dari konseling.
       Adapun prinsip - prinsip konseling yang dimaksud meliputi :
  1. Konseling merupakan kegiatan yang sangat penting dalam keseluruhan bimbingan di sekolah, atau merupakan bagian integral dengan bimbingan.
  2. Program konseling harus flexsibel, disesuaikan dengan kondisi lembaga (misalnya sekolah), kebutuhan individu dan masyarakat.
  3. Dalam konseling terlibat dua individu yaitu konselor dan klien yang memproses penyelesaian masalah melalui serangkaian interview.
  4. Konseling merupakanproses belajar yang mengarah pada suatu perubahan yang fundamental dari diri klien, terutama dalam perubahan sikap dan tindakan.
  5. Konseling lebih banyak menekankan masalah sikap daripada tindakan.
  6. Konseling berlangsung pada situasi pertemuan dan jalinan hubungan yang khas.
  7. Konseling lebih menekankan pada penghayatan emosional daripada intelektual.
  8. Konseling sebagai kegiatan profesional, dilaksanakan oleh orang - orang yang telah memilliki persyaratan profesional baik dalam pengetahuan maupun kepribadianya. Oleh karena itu tenaga ahli yang  memperoleh pendidikan dan latihan khusus dalam bidang bimbingan dan konseling. 
  9. Konseling melayani semua individu, tanpa memandangn umur, jenis kelamin, suku bangsa, agama, dan status sosial ekonomi.
  10. Dalam konseling perbedaan individu harus dipahami dan dipertimbangkan dalam rangka upaya yang bertujuan memberikan bantuan atau konseling pada individu - individu tert6entu.
  11. Konseling pada umumnya dibatasi pada hal - hal yang menyangkut pengaruh kondisi mental dan fisik individu terhadap penyesuaian dirinya dirumah, sekolah serta yang berkaitan dengan kontak sosial maupun pekerjaan.
  12. Tujuan akhir konseling adalah kemandirian. Setiap individu, maka dari itu konseling harus diarahkan untuk mengembangkan klien agar mampu mengarahkan dirinya dalam menghadapi kesulitan atau masalah yang dihadapi.
  13. Dalam proses konseling, keputusan yang diambil dan hendak dilakukan atas kemauan klien sendiri, bukan karena kemauan maupun desakan dari konselor.
  14. Permasalahan khusus yang dialami klien harus ditangani oleh tenaga ahli dalam bidang yang relevan dengan permasalah khusus tersebut.

Rabu, 14 Oktober 2015

Konsep Dasar Psikologi Konseling



Pengertian Psikologi Konseling 
       Psikologi Konseling Mmerupakan cabang dari psikologi yang mengkaji berbagai aspek yang terlibat dalam proses konseling. aspek - aspek tersebut meliputi karakteristik konseli, konselor, dan masalah - masalahnya, berbagai kondisi yang nmenghambat atau menunjang proses konesling serta metode atau pendekatan - pendekatan  yang digunakan dalam konseling.

Tujuan Psikologi Konseling
       Tujuan secara umum yaitu untuk mengembangkan penggunaan teori - teori psikologi dalam layanan konseling kepada konseli. sedangkan tujuanya secara khusus yaitu untuk melakukan pengkajian secara sistematius, logis, dan obyektif terhadap variabel - variabel dalam konseling. variabel - variabel tersebut adalah sebagai berikut :
  1. hakikat, tujuan, prinsip - prinsip, asas - asas dalam konseling.
  2. karakteristik dan kompetensi konselor profesional.
  3. karakteristik konseli dan masalah - masalahnya.
  4. pengembangan kondisi psikologis yang menunjang berlangsungnya proses konseling.
  5. upaya mengatasi hambatan - hambatan dalam proses konseling.
Bidang Kjian dalam Psikologi Konseling
  • hakikat, tujuan, prinsip - prinsip, dan asas - asas konseling.
  • karakteristik dan kompetensi konselor profesional.
  • karakteristik konseli dan masalah - masalahnya.
  • hambatan - hambatan dalam proses konseling.
  • kondisi psikologis yang menunjang berlangsungnya konseling.
Metode - Metode Pengembangan Psikologi Konseling
       Secara garis besar metode pengembangan psikologi konseling terbagi menjadi dua yaitu metode longitudinal dan metode cross- sectional
       Metode longitudinal yaitu metode pengembangan yang dilakukan dalam kurun waktu yang relatif lama untuk mencapai suatu hasil yang diharapkan. misalnya, konselor hendak mengembangkan penerapan teori - teori tertentu seperti teori Gestalt untuk membantu konseli yang menderita depresi. untuk menerapkan teoti tersebut, konselor harus melakukan rangkaian kegiatan konseling kepada konseli yang membutuhkan waktu cukup lama, untuk memperoleh fakta - fakta yang objektif dan akurat sebagai data - data penelitian.
       metode cross-sectional adalah metode pengembangan yang membutuhkan waktu yang relatif singkat untuk memperoleh data - data yang diinginkan. desain pengembangan metode ini ada dua yaitu eksperimen dan non eksperimen. metode eksperimen yaitu peneliti harus melakukan treanment. sedangkan non eksperimen peneliti tidak memberikan treatmen tetapi cukup mengumpulkan data - data secara teliti dari beberapa konseli mengunakan metode - metode tertentu dan hasilnya dianalisis serta diinterprensi secara objektif. Metode - metode yang digunakan dalam non eksperimen yaitu sebagai berikut : 
  1. Metode Intropeksi.
  2. Metode Ekstropeksi.
  3. Metode Kuisioner.
  4. Metode Wawancara.
  5. Metode Sosiometri.
  6. Metode Biografi.
  7. Metode Dokumentasi.
  8. Metode Kelompok.
  9. Metode Tes .